Skip to main content

Surat Untuk Yang Tercantik

Aku menulisnya dengan mengulang memori tentangmu, surat ini tertulis untukmu. 
__________________



Hai :)

Aku senang bisa nulis surat ini buat kamu. 
Kamu cantik, aku tahu sejak awal mengenalmu.
Kamu berbeda, jauh dari ekspektasiku. 
Terima kasih sudah memberi mata baru bagiku memandang arti cantik itu sendiri. 

Aku ingat bagaimana cantiknya dirimu saat itu. 

Kamu pandai sekali berkelakar, mengajak orang terpingkal-pingkal. Kamu juga pandai membaur di keramaian, membuat saya terkesan. 

Kemudian aku ingat, kamu pernah jujur sekali mengembalikan kelebihan uang kembalian meski hanya dua ratus rupiah. Padahal kamu harus berbalik arah jauh untuk mengembalikannya. Itu tetap bukan hakku, tegasmu saat aku bilang lupakan saja. 

Kamu juga selalu membereskan sampah teman-teman lain selepas makan, padahal ada staf kebersihan yang pasti membereskannya. Hanya ingin meringankan pekerjaan orang lain, begitu kamu bilang.

Oh iya, kamu mungkin tidak ingat. Tapi saya ingat sekali kamu selalu membawa botol bekas berisi makanan kucing, kamu membaginya saat bertemu kucing - kucing jalanan yang kurus tak terurus. Kamu baik sekali, pikirku saat itu.

Aku juga pernah sekali waktu bertanya padamu, apa kamu tidak terganggu dengan semua omongan orang tentangmu? Tapi jawabmu mengejutkanku.

Telingaku tidak dicipta hanya untuk mendengar semua omongan dan pembicaraan, telinga ini tersambung dengan otak yang bisa diajak memilah mana yang perlu didengar dan mana yang perlu dicerna. Jadi kalau mendengar pakailah juga otak di kepala. Jawabanmu terdengar kasar, tapi itu memang benar. 

Kamu semakin cantik di kemudian hari meski nihil yang memandangmu. 

Waktu itu aku menawarimu membeli barang di sebuah mall, kamu menolak dan memilih toko kecil di pasar. Kamu ingin tetap menghidupkan padagang kecil, tentu saja kalau semua anak muda pergi ke mall, pasar lama kelamaan akan pudar. 

Aku semakin mengagumimu. Kamu bukan orang yang pandai merawat kulit, wajahmu bahkan berjerawat. Tapi kamu jauh lebih handal mengurusi emosi dan tingkah lakumu. 

Aku juga berkali-kali memikirkan kecantikanmu. Beberapa temanku bilang kamu buruk sekali saat memadupadankan pakaian, tapi kamu tidak pernah enggan membantu siapapun yang tengah kesulitan. 

Rasa-rasanya aku jarang melihatmu memupur wajah, tapi aku sering melihatmu di panggung prestasi anak bangsa. Kamu cantik sekali.

Kamu yang sedang membaca surat ini, aku yakin kamu cantik, bahkan tanpa harus meyakinkan dirimu di depan cermin bahwa kamu cantik. 

Semua orang punya mata bagaimana memandang kecantikan yang seharusnya. Bisa semacamku, bisa juga lain dari itu. Tapi aku tetap mengagumi cantikmu yang selalu menguar dari kekuatan, kecerdasan, dan kemuliaan dirimu. 


*surat ini terinspirasi dari beberapa kisah penulis dengan teman-teman kampus dan sekolah. 

Comments

Post a Comment